1.
Mesin Bubut
Mesin bubut adalah salah satu jenis
mesin perkakas yang digunakan untuk proses pemotongan benda kerja yang
dilakukan dengan membuat sayatan pada benda kerja dimana pahat digerakkan
secara translasi dan sejajar dengan sumbu dari benda kerja yang berputar. Mesin bubut merupakan mesin perkakas
yang memiliki populasi terbesar di dunia ini dibandingkan mesin perkakas lain
seperti mesin freis, drill, sekrap dan mesin perkakas lainnya. Mesin Bubut adalah suatu
Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri
merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan
cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda
kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut
gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran
kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi
translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
a)
Prinsip Kerja Mesin Bubut
Proses pembubutan adalah salah satu
proses pemesinan yang mengunakan pahat dengan satu mata potong untuk membuang
material dari permukaan benda kerja yang berputar. Pahat bergerak pada arah
linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja seperti yang terlihat pada
gambar. Dengan mekanisme kerja seperti ini, maka Proses bubut memiliki
kekhususan untuk membuat benda kerja yang berbentuk silinder. Benda kerja di
cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah
satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa
sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung,
putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran
poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa
pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
b)
Komponen Mesin Bubut
Mesin bubut
terdiri dari kepala tetap. Di dalam kepala tetap terdapat roda roda gigi
transmisi enukar putaran yang akan memutar poros spindel. Poros spindel akan
memutar benda kerja melalui cekam. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja
sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat. Sumber gerakan
utama tersebut dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk. Pada dasarnya mesin bubut terdiri dari beberapa komponen utama antara lain:
1.
Meja mesin
2.
Headstock
3.
Tailstock
4.
Compound slide
5.
Across slide
6.
Toolpost
Fungsi
masing-masing bagian mesin bubut ialah sebagai berikut:
1.
Tailstock untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian ujung yang
berseberangan dengan chuck (pencekam) pada proses pemesinan di mesin bubut.
2.
Lead crew adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan
bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda
gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa
(carriage) dan digunakan sebagai ulir pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa
dilepas kalau tidak dipakai.
3.
Feedrod terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari
kotak pengubah cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme apron
dalam arah melintang atau memanjang.
4.
Carriage terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat karena
harus menyangga dan mengarahkan pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua cross
slide untuk mengarahkan pahat dalam arah melintang. Spindle yang atas
mengendalikan gerakan dudukan pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa
sepanjang landasan.
5.
Toolpost digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan pemegang
pahat.
6.
Headstock adalah tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut yang mengatur
putaran yang dibutuhkan pada proses pembubutan.
c) Jenis Jenis Pembubutan
1.
Pembubutan tepi (facing)
Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus terhadap
sumbu benda kerja
2.
Pembubutan silindris (turning)
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan
tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahatnya harus
terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses
pemotongan pada mesin bubut.
3.
Pembubutan alur (grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
4.
Pembubutan tirus (chamfering)
Adapun caranya sebagai berikut:
Ø
Dengan memutar compound rest
Ø
Dengan menggeser sumbu tail stock
Ø
Dengan menggunakan taper
attachment.
5.
Pembubutan ulir (threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga
menggunakan pahat tertentu ukurannya yangsudah di jual di pasaran, biasanya
untuk ulir-ulir standar.
6.
Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja
7.
Boring
Memperbesar lubang pada benda kerja.
8.
Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang,obeng agar tidak licin.
9.
Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu
dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut dipergunakan
alat Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit pada cekam kepala
tetap, sementara reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter kepala lepas.
Pada saat proses penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer
dapat masuk ke lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran
reamer digerakkan memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding
lubang. Pada saat itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.
d) Dimensi dan Jenis Mesin Bubut
Dimensi atau ukuran mesin bubut
biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin
tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa
mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan
dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan
dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan
sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi
dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara
pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja. Dilihat cara
pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut
manual/mesin bubut konvensional dan mesin bubut otomatis/ mesin bubut cnc.
Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara
manual dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut atomatis
adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja dan
mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau
diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer. Mesin bubut yang otomatis
sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine sehingga sejumlah alat potong dapat
diletakan dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari
operator.
e)
Gerakan-gerakan
dalam Membubut
1.
Gerakan berputar, yaitu bentuk gerakan
rotasi dari benda kerja yang digerakan pahat dan dinamakan gerakan potong.
2.
Gerakan memanjang, yaitu bentuk
gerakan apabila arah pemotongannya sejajar dengan sumbu kerja. Gerakan ini juga
disebut gerakan pemakanan.
3.
Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabilah arah pemotongannya tegak lurus
terhadap sumbu kerja. Gerakan ini juga disebut dengan gerakan melintan atau
pemotongan permukaan.
f)
Jenis-Jenis
Mesin Bubut
Jenis mesin
bubut pada garis besarnya diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu:
1. Mesin bubut ringan
Mesin bubut
ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk peralatannya kecil
dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda kerja yang berukuran
kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya
merupakan gambaran mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan
gambaran mesin bubut yang besar dan berat.
2.
Mesin bubut sedang (medium
lathe)
Konstruksi
mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan peralatan khusus.
Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak
variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau
memperbaiki perkakas secara produksi.
3.
Mesin bubut standar
(Standard Lathe)
Mesin ini
dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang dikerjakan mesin
bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam pembuatan mesin-mesin bubut
pada umumnya.
4.
Mesin bubut meja
panjang (long bed lathe)
Mesin ini
termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.
g)
Cara Menggunakan Mesin Bubut
- Mepersiapkan alat-alat yang diperlukan seperti pahat bubut, kunci chuck, dll,
- Memastikan keadaan mesin masih off dan mesin itu terhindar dari benda yang mudah terbakar,
- Memasang pahat bubut pada rumah pahat (tool post) setinggi ujung senter.
- Memasang benda kerja yang akan dibubut pada cekam/chuck.
- Membubut benda kerja sesuai spesifikasi yang diinginkan.
h)
Peraltan Pelengkan
yang terdapat pada Mesin Bubut
- Pelat cekam (pencekam)
- Pelat pembawa
- Senter
- Collet
- Penyangga
- Pahat bubut
- Dll
i)
Parameter Pemotongan pada Mesin
Bubut
- Kecepatan potong (Cutting Speed), yaitu kecepatan dimana pahat melintasi benda kerja untuk mendapatkan hasil yang paling baik pada kecepatan yang sesuai.
- Gerak makan (Feed), adalah penggerak titik sayat alat potong per satu putaran benda kerja.
- Kedalaman Pemotongan (Depth of Cut), adalah dimana dalamnya masuk alat potong menuju sumbu-sumbu benda.
- Waktu Pemesinan ( Mechining Time), adalah banyaknya waktu penyayatan yang dibutuhkan untuk mengerjakan (membentuk atau memotong) suatu benda kerja.
2. Benda Kerja (St 37)
Ø
St memiliki makna baja
(dalam bahasa Jerman: stahl; dalam bahasa Inggris: steel).
Ø
37 memiliki makna
kekuatan tarik sebesar 37 kg/mm2 atau sekitar 360-370 N/mm2.Sehingga
St menunjukkan baja struktural, sedangkan dua digit di belakang menunjukkan
kekuatan tarik dalam kg/mm2. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
St37 merupakan baja struktural dengan kekuatan tarik sebesar 37 kg/mm2.
3. Pahat Mesin Bubut
Dalam
pengerjaan suatu benda kerja dibutuhkan beberapa pahat untuk membubut seperti
pahat ulir, pahat potong, pahat kiri, pahat kanan, dan macam macam pahat yang
terdapat pada mesin bubut
a.
Geometris
alat potong
Hal yang sangat penting diperhatikan
adalah bagaimana alat potong dapat menyayat dengan baik, dan untuk dapat
menyayat dengan baik alat potong diperlukan adanya sudut baji, sudut bebas dan
sudut tatal sesuai ketentuan, yang semua Ini disebut dengan istilah geometris
alat potong. Sesuai dengan bahan dan bentuk pisau,
geometris alat potong untuk penggunaan setiap jenis logam berbeda.
1.
Pahat
bubut rata kanan
Pahat bubut rata kanan
memilki sudut baji 80º dan sudut-sudut bebas lainnya sebagaimana gambar 26,
pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya
dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi cekam.
2.
Pahat
bubut rata kiri
Pahat bubut rata kiri
memilki sudut baji 55º, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang
yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi kepalepas.
3.
Pahat
bubut muka
Pahat bubut muka memilki
sudut baji 55º, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata permukaan benda
kerja (facing) yang pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah
mendekati titik senter dan juga dapat dimulai dari titik senter ke arah luar
benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.
4.
Pahat
bubut ulir
Pahat bubut ulir memilki
sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan dibuat, sudut puncak 55°
adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan untuk pembuatan ulir
jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60°.
5.
Pahat Alur
Pahat alur digunakan untuk
membuat alur pada benda kerja. Macam - macam
pahat alur digunakan sesuai dengan kebutuhan membuat celah alur atau ukuran
clip.
b.
Penggunaan
pahat bubut luar
Sebagaimana dijelaskan di
atas bahwa salahsatu alat potong yang sering digunakan pada proses pembubutan
adalah pahat bubut. Bentuk, jenis dan bahan pahat ada bermacam-macam yang
tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Prosesnya adalah benda kerja yang akan
dibubut bergerak berputar sedangkan pahatnya bergerak memanjang, melintang atau
menyudut tergantung pada hasil pembubutan yang diinginkan.
berdasarkan
bentuknya diaatas , pahat bubut dari kiri ke kanan :
a.
Pahat kiri
b.
pahat
potong
c.
pahat
kanan
d.
pahat rata
e.
pahat
radius
f.
pahat alur
g.
pahat ulir
h.
pahat muka
i.
pahat
kasar
c.
Pahat
bubut dalam
Selain pahat bubut luar,
pada proses pembubutan juga sering menggunakan pahat bubut dalam. Pahat jenis
ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau memperbesar lubang yang
sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor. Bentuknya juga bermacam-macam
dapat berupa pahat potong, pahat alur ataupun pahat ulir, ada yang diikat pada
tangkai pahat. Bentuk ada yang khusus sehingga tidak diperlukan tangkai pahat
bubut dalam ketika memperbesar lubang dan membubut rata bagian dalam.
1.
Pahat
potong
Pahat potong adalah jenis
pahat potong yang menggunakan tangkai digunakan untuk memotong benda kerja.
2.
Pahat
bentuk
Pahat bentuk digunakan untuk
membentuk permukaan benda kerja, bentuknya sangat banyak dan dapat diasah
sesuai bentuk yang dikehendaki operatornya. adalah jenis-jenis pahat berbentuk
radius.
3.
Pahat
keras
Pahat keras yaitu pahat yang
terbuat dari logam keras yang mengandung bahan karbon tinggi yang dipadu dengan
bahan-bahan lainnya, seperti Cemented Carbid, Tungsten, Widedan lain-lain.
Pahat jenis ini tahan terhadap suhu kerja sampai dengan kurang lebih 1000° C,
sehingga tahan aus/gesekan tetapi getas/rapuh dan dalam pengoperasiannya tidak
harus menggunakan pendingin, sehingga cocok untuk mengerjakan baja, besi tuang,
dan jenis baja lainnya dengan pemakanan yang tebal namun tidak boleh mendapat
tekanan yang besar. Di pasaran pahat jenis ini ada yang berbentuk segi tiga,
segi empat dan lain-lain yang pengikatan dalam tangkainya dengan cara dipateri
keras (brassing) atau dijepit menggunakan tangkai dan baut khusus.
4.
Bor
senter
Bor senter digunakan untuk
membuat lubang senter diujung benda kerja sebagai tempat kedudukan senter putar
atau tetap yang kedalamannnya disesuaikan dengan kebutuhan yaitu sekitar 1/3 ÷
2/3 dari panjang bagian yang tirus pada bor senter tersebut. Pembuatan lubang
senter pada benda kerja diperlukan apabila memilki ukuran yang relatif panjang
atau untuk mengawali pekerjaan pengeboran.
5.
Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil
pada permukaan benda kerja, agar tidak licin yang biasanya terdapat pada
batang-batang penarik atau pemutar yang dipegang dengan tangan. Hasil
pengkartelan ada yang belah ketupat, dan ada yang lurus tergantung gigi
kartelnya
d.
Macam-macam
pahat berdasarkan material pembentuknya :
1. Pahat High Speed Steel (HSS )
High speed steel (HSS)
adalah perkakas yang tahan terhadap kecepatan kerja yang tinggi dan temperatur
yang tinggi juga dengan sifat tahan softening, tahan abrasi, dan
tahan breaking. HSS merupakan peralatan yang berasal dari baja dengan
unsur karbon yang tinggi. Pahat HSS ini digunakan untuk mengasah atau memotong
benda kerja. Beberapa unsur yang membentuk HSS antara lain Tungsten/wolfram
(W), Chromium (Cr), Vanadium (V), Molydenum (Mo), dan Cobalt (Co). Kekerasan
permukaan HSS dapat ditingkatkan dengan melakukan pelapisan. Material pelapis
yang digunakan antara lain : tungsten karbida, titanium karbida, dan titanium
nitride, dengan ketebalan pelapisan 5~8 μm. Pahat jenis ini mampu mempertahankan
kekerasan pada suhu moderat dan digunakan secara luas untuk mata bor, pahat
bubut, dan tap. Selain itu harganya juga relatif murah.
2.
Pahat
Karbida (HCS)
Pahat ini dibuat dari
campuran antara karbida dan kobalt. Karbida mendapatkan kekerasan mereka dari
biji-bijian tungsten dan ketangguhan mereka dari ikatan ketat yang dihasilkan
oleh aksi penyemenan dari logam tersebut. Kekerasannya sekitar 90 HRC.
Ketahanan aus dan ketangguhan (resistensi shock) dari karbida dapat diubah
dengan memvariasikan jumlah kekerasan kobalt. Pahat jenis ini lebih unggul
dibandingkan dengan pahat HSS, karena pahat ini memiliki ketangguhan dan
ketahanan terhadap abrasi serta keausan. Selain itu, resistensi terhadap
deformasi termal/perubahan bentuk karena panas, juga cukup baik. Oleh karena
itu, harga pahat jenis ini juga relatif mahal.
3.
Pahat
Baja
Karbon Baja dengan
kandungan karbon yang relatif tinggi (0,7% - 1,4% C) tanpa unsur lain dengan
prosentasi unsur lain yang rendah (2% Mn, W, Cr) mampu mempunyai kekerasan
permukaan yang cukup tinggi. Baja karbon ini bisa digunakan untuk kecepatan
potong rendah (sekitar VC – 10 m/min) karena sifat martensit yang melunak pada
temperatur sekitar 250°C. Pahat jenis ini hanya dapat digunakan untuk memotong
logam yang lunak ataupun kayu. Karena harganya yang relatif murah maka sering
digunakan untuk tap untuk membuat ulir
.
4.
Pahat
Paduan Cor Nonferro
Sifat-sifat paduan cor
nonferro adalah diantara HSS dan Karbida (Cemented Carbide) dan digunakan dalam
hal khusus diantara pilihan dimana karbida terlalu rapuh dan HSS
mempunyai hot hardness dan wear resistance yang terlalu
rendah. Jenis material ini dibentuk secara tuang menjadi bentuk-bentuk yang
tidak terlampau sulit misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian
diasah menurut geometri yang dibutuhkan.Paduan nonferro terdiri dari 4 macam
eleman utama adalah sebagai berikut :1. Cobalt : sebagai pelarut bagi elemen
elemen lain2. Krom(Cr) : (10% s.d 35% berat) yang membentuk karbida.3.Wolfram
(W) : (10% s.d 25% berat) sebagai pembentuk karbida4.Karbon : 3% C menghasilkan
jenis yang keras dan tahan aus.
5.
Pahat
Keramik
Keramik adalah material
paduan metalik dan non metalik. Proses pembuatannya melalui powder
processing. Keramik secara luas mencakup karbida, nitrida, borida,
oksida, silikon, dan karbon. Keramik mempunyai sifat yang relatif
rapuh.Beberapa contoh jenis keramik sebagai perkakas potong adalah :
1. Keramik oksida
atau oksida aluminium (Al2O3) murni atau ditambah 30% titanium (TiC) untuk
menaikkan kekuatannonadhesif. Disertai dengan penambahan serat halus (whisker)
dari SiC dimaksudkan untuk mengurangi kegetasan disertai dengan penambahan
zirkonia (ZrO2) untuk menaikan jumlah retak mikro yang tidak terorientasi
guna menghamabat pertumbuhan retak yang cukup besar dan memiliki sifat yang
sangat keras dan tahan panas.
2. Nitrida silicon
(Si3N4) disebut kombinasi Si-Al-O-N
6.
Pahat CBN
(Cubic Boron Nitride)
CBN termasuk jenis keramik.
Dibuat dengan penekanan panas (HIP, 60kbar, 1500°C) sehingga bentuk grafit
putih nitrida boron dengan strukrur atom heksagonal berubah menjadi struktur
kubik. Pahat sisipan CBN dapat di buat dengan menyinter serbuk nitrida boron
tanpa atau dengan material pengikat Al2O3, TiN, atau Co.CBN memiliki
kekerasan yang sangat tinggi dibandingkan pahat sebelumnya. Pahat ini bisa
digunakan untuk permesinan berbagai jenis baja pada keadaan dikeraskan,
besi tuang, HSS, atau karbida. CBN memiliki afinitas yang sangat kecil
terhadap baja dan tahan terhadap perubahan reaksi kimia sampai dengan
kecepatan potong yang sangat tinggi. Saat ini, pahat CBN sangat mahal sehingga
pemakaiannya sangat terbatas
.
7. Pahat Intan
Merupakan pahat potong yang
sangat keras yang merupakan hasil proses sintering serbuk intan
tiruan dengan pengikat Co (5%-10%). Hot hardness sangat tinggi dan
tahan terhadap deformasi plastis. Sifat ini ditentukan oleh besar butir intan
serta prosentase dan komposisi material pengikat. Karena intan pada temperatur
tinggi akan berubah menjadi grafit dan mudah terdifusi dengan atom besi, maka
pahat intan tidak dapat di gunakan untuk memotong bahan yang mengadung besi
(ferros). Cocok untuk “ultra high precision & mirror finish
cutting” bagi benda kerja nonferro (Al Alloys,
Cu Alloys, plastics, rubber).